• ayo belajar bersama, sharing bersama, dan berbagi bersama tentang psikologi

Kamis, 09 Oktober 2014

Siswa Efektif

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengarhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni[1] :
1.      Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa;
2.      Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa
3.      Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran

1.      Faktor Internal Siswa
a.       Faktor fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan., khususnya yang disajikan di kelas.
b.      Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pmbelajaran siswa, namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
1)      Inteligensi Siswa
Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1988). Memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya.
Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.
2)      Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afktif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positive maupun negative. Sikap siswa yang positive merupakan pertanda yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya sikap negative siswa teradap mata pelajaran maka akan menimbulkan kesuitan belajar siswa tersebut.
3)      Bakat Siswa
Sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untukmencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat itu mirip dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berinteligensi sangat cerdas atau cerdas luar biasa disebut juga sebagai talented child , yakni anak berbakat.
4)      Minat siswa
Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.
5)      Motivasi siswa
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) motivasi intrinsic; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsic adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsic siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang dating dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
2.      Faktor Eksternal
1)      Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
2)      Lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa
3)      Faktor Pendekatan Belajar
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan di muka, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut.seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive.

Ciri anak yang cerdas
Ia mempunyai energy yang lebih besar, dorongan ingin tahunya lebih besar, sikap sosialnya lebih baik, aktif, lebih mampu melakukan abstraksi, lebih cepat dan lebih jelas menghayati hubungan-hubungan, bekerja atas dasar rencana dan inisiatif sendiri, suka menyelidiki sesuatu yang baru dan lebih luas, lebih mantap dengan tgas-tugas rutin yang sederhana, lebih cepat mempelajari proses-proses mekanis, tdak menyukai tugas-tugas yang belum dimengerti, tidak suka menggunakan cara hafalan dengan ingatan, percaya pada abilitas sendiri, malas mempelajari hal-hal yang tidak menarik minatnya. Selain itu, ia dapat menempatkan dan mengatur bahan-bahan, menemukan dan merumuskan hubungan-hubungan dan kesimpulan-kesimpulan, membaca bahan-bahan yang lebih sulit. Ia dapat membantu anak-anak yang lebih rendah daripadanya untuk menyelesaikan tugas-tugas rutin yang lebih sulit. Anak ini dapat dilatih untuk mendiagnosis diri sendiri dan merencanakan perbaikan sendiri dengan bekerja.
  
Anak sebagai siswa. Psikologi beajar dan mengajar Dr.Oemar Hamalik. Sinar baru algensindo. Bandung:1992
1.      Karakteristik masa kanak-kanak
Anak menyenangi suatu proses
Anak-anak tidak mempunyai tilikan dan pengalaman yang memungkinkan mereka dapat menerima dengan sepenuh hatitujuan-tujuan yang dirumuskan oleh orang dewasa. Jika anak bertanya tentang sesuatu yang penting bukanlah jawabannya yang menjadi tujuan, melainkan proses berbicaranya itu sendiri atau bertanyanya itu sendiri.
Kebutuhan dasar anak-anak:
a.       Kebutuhan tentang tujuan-tujuan yang dekat
b.      Kebutuhan akan sukses
c.       Kebutuhan terhadap hal-hal yang rutin dan konsisten
d.      Kebutuhan untuk bermain
e.       Kebutuhan akan pendidikan dari orang tua
2.      Remaja sebagai siswa
Studi tentang remaja agak sulit karena para remaja sudah mulai banyak meninggalkan lingkungan rumah dan memasuki lingkungan kebudayaan yang lebih luas. Banyak ilemaa para remaja disebabkan oleh hal-hal yang bersifat kultural.




[1] Syah,Muhibbin, Psikologi Belajar. RajawaliPress. Jakarta:2003