Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar
Secara global,
faktor-faktor yang mempengarhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yakni[1]
:
1.
Faktor internal (faktor dari dalam
siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa;
2.
Faktor eksternal (faktor dari luar
siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa
3.
Faktor pendekatan belajar (approach to
learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran
1. Faktor
Internal Siswa
a.
Faktor fisiologis
Kondisi
umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran
organ-organ dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti
tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.,
khususnya yang disajikan di kelas.
b.
Aspek Psikologis
Banyak
faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan pmbelajaran siswa, namun, diantara faktor-faktor rohaniah
siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
1) Inteligensi
Siswa
Inteligensi pada
umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan
atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1988).
Memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi
manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya.
Tingkat
kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi
kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih
sukses. Sebaliknya semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa maka
semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.
2) Sikap
Siswa
Sikap adalah
gejala internal yang berdimensi afktif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespons dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang dan
sebagainya, baik secara positive maupun negative. Sikap siswa yang positive
merupakan pertanda yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya
sikap negative siswa teradap mata pelajaran maka akan menimbulkan kesuitan
belajar siswa tersebut.
3) Bakat
Siswa
Sebetulnya
setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untukmencapai prestasi
sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara
global bakat itu mirip dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak yang
berinteligensi sangat cerdas atau cerdas luar biasa disebut juga sebagai talented
child , yakni anak berbakat.
4) Minat
siswa
Minat seperti yang dipahami dan
dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil
belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.
5) Motivasi
siswa
Motivasi dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu: 1) motivasi intrinsic; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsic adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi
intrinsic siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap
materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang dating dari luar
individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
2.
Faktor Eksternal
1) Lingkungan
sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti
para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial
siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar
perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
2) Lingkungan
nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk
lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal
keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar
yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa
3) Faktor
Pendekatan Belajar
Disamping faktor-faktor internal
dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan di muka, faktor
pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa
tersebut.seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep
misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu
daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive.
Ciri anak yang
cerdas
Ia mempunyai
energy yang lebih besar, dorongan ingin tahunya lebih besar, sikap sosialnya
lebih baik, aktif, lebih mampu melakukan abstraksi, lebih cepat dan lebih jelas
menghayati hubungan-hubungan, bekerja atas dasar rencana dan inisiatif sendiri,
suka menyelidiki sesuatu yang baru dan lebih luas, lebih mantap dengan
tgas-tugas rutin yang sederhana, lebih cepat mempelajari proses-proses mekanis,
tdak menyukai tugas-tugas yang belum dimengerti, tidak suka menggunakan cara
hafalan dengan ingatan, percaya pada abilitas sendiri, malas mempelajari
hal-hal yang tidak menarik minatnya. Selain itu, ia dapat menempatkan dan
mengatur bahan-bahan, menemukan dan merumuskan hubungan-hubungan dan
kesimpulan-kesimpulan, membaca bahan-bahan yang lebih sulit. Ia dapat membantu
anak-anak yang lebih rendah daripadanya untuk menyelesaikan tugas-tugas rutin
yang lebih sulit. Anak ini dapat dilatih untuk mendiagnosis diri sendiri dan
merencanakan perbaikan sendiri dengan bekerja.
Anak
sebagai siswa. Psikologi beajar dan mengajar Dr.Oemar
Hamalik. Sinar baru algensindo. Bandung:1992
1.
Karakteristik masa kanak-kanak
Anak
menyenangi suatu proses
Anak-anak
tidak mempunyai tilikan dan pengalaman yang memungkinkan mereka dapat menerima
dengan sepenuh hatitujuan-tujuan yang dirumuskan oleh orang dewasa. Jika anak
bertanya tentang sesuatu yang penting bukanlah jawabannya yang menjadi tujuan,
melainkan proses berbicaranya itu sendiri atau bertanyanya itu sendiri.
Kebutuhan
dasar anak-anak:
a. Kebutuhan
tentang tujuan-tujuan yang dekat
b. Kebutuhan
akan sukses
c. Kebutuhan
terhadap hal-hal yang rutin dan konsisten
d. Kebutuhan
untuk bermain
e. Kebutuhan
akan pendidikan dari orang tua
2.
Remaja sebagai siswa
Studi
tentang remaja agak sulit karena para remaja sudah mulai banyak meninggalkan
lingkungan rumah dan memasuki lingkungan kebudayaan yang lebih luas. Banyak
ilemaa para remaja disebabkan oleh hal-hal yang bersifat kultural.